Powered By Blogger

3 April 2010

SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA


Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.

Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.

1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi.

Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.






2. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska

Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.

Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, d

isebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.







Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kem

udian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.

Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.

Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

3. Alat Ekskresi pada Belalang

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.

Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.

Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

30 Maret 2010

ciri-ciri Morfologi Invertebrata

1. Hewan Berpori (Porifera)
Tubuh hewan berpori terdiri atas banyak sel, tetapi belum ada saraf dan otot. Didalam terdapat sel-sel berbulu cambuk, sel tersebut gunanya untuk menyerap makanan yang larut bersama air yang melewatinya. Hewan itu disebut spon. Contoh : Ascetta.













2. Hewan Berongga (Coelenterata) Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip
dan Medusa. Polip adalah bentuk kehidupan Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya yang berbeda fungsinya yakni ada polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid. Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus. Reproduksi atau perkembangbiakan dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.



3. Platyhelminthes
a. Bilateral simetris, dinding badan terdiri atas 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm, dan entoderm, tubuh tidak bersegment, pipih.
b. Epidermis lunak dan bercillia, atau tertutup oleh cuticula dan dengan alat penghisap atau kait untuk melekatkan diri pada hospes. c. Tidak mempunyai skeleton, systema cardiovasculare, alat respirasi.

4. Nemathelminthes
Berbentuk bulat panjang atau cylindris, atau filiform, dengan ujungnya bulat atau berbentuk conus; bilateral symetris, tidak bersegment-segment. Rongga badan sudah ada, tetapi belum merupakan rongga yang sebenarnya atau celom, yang dibatasi oleh mesoderm sehingga disebut pseudocela.
5. Annelida
cacing-cacing yang termasuk kedalam phylum ini, tubuhnya bersegment-segment. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air tawar. Annelida disamping tubuhnya bersegment-segment, juga tertutup oleh cuticula yang merupakan hasil secresi dari epidermis, sudah mempunyai systema nervosum, systema cardiocvasculare tertutup , dan sudah ada rongga badan (celom),





6. Arthrophoda
Hewan-hewan yang tercakup dalam phylum Arthropoda memiliki anggota badan atau extremitas yang bersendi-sendi. Segment tubuhnya umumnya tidak sama, hal ini disebut segmentasi heteronom.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang phyllum arthrophoda perlu ditinjau beberapa species yang dapat mewakilinya yaitu Cambarus (Crustaceae) dan Periplaneta sp (Insecta).

7. Mollusca Tubuhnya lunak, tidak berbuku-buku dan kaya kelenjar lendir. Ada 3 golongan hewan lunak. Kerang, ikan dan cumi-cumi, dan siput.
a. Amphineura, tubuh simetris bilateral sering dikenal dengan sebuah exoskeleton yang disusun dari delapan buah lembaran-lembaran transversal dari bahan kapur atau calcium carbonat, dan sejumlah pasangan-pasangan lembaran insang.

b. Gastropoda, tubuh asimetris dan biasanya exoskleton terputar seperti spiral, contoh Achatina fulica, Helix pomatia, Lymnea stagnalis.

c. Schapoda, memiliki exoskleton dan pallium yang menyerupai tabung, contoh : Dentallium entale.

d. Cephalopoda, tubuh symetris bilateral, memiliki lengan-lengan yang dilengkapi dengan alat penghisap, dan memiliki systema nervosum yang sudah berkembang. contoh Nautilus pompilius, Octopus biardi, Sepia officinalis.

8,
Echinodermata
a. susunan radial dari baguan-bagian tubuh
b. skleton dibuat dari CaCo3, merupakan laminae atau merupakan spicula
c. kebanyakan, pada daratan badan terdapat tuberculla atau spinae (echinos = berduri, derma = kulit).
d. celom yang besar, yang terjadi dari penonjolan archenteron pada waktu embryo.
e. mempunyai sistema ambulacrale sebagai alat gerak (ambulacrum = tempat berjalan-jalan).


Invertebrata

Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, burung, dan mammalia. Contoh invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing. Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia.

1. Pengertian
Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata.

2. Filum-filum hewan invertebrata

a. Filum frotozoa
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa memakan tumbuhan dan hewan, frotozoa berkembang biak secara reproduksi unseksual atau vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara seksuan / generatif konjugasi.
Filum frotozoa terbagi menjadi beberapa kelas:
1) Kelas hewan berambut getar (cikata)
2) Kelas hewan berkaki semu (rhizopoda)
3) Kelas hewan berspora (sporozoa)
4) Kelas hewan berbulu cambuk (flogellato)

b. Filum Porifera (hewan berfori)
Porifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, jadi forifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh forifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif.
Forifera terdiri dari tiga kelas:
1) Kelas corcorea
Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal, contoh; seghpha SP, charsarina SP
2) Kelas hexactinelida
Terdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Contohnya pnerorepa SP
3) Kelas demospangia
Tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka, contoh spongia SP

c. Filum coelentrata (hewan berongga)
Coelentrata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah.
Coelentrata terdiri dari 3 kelas;
1) Kelas anthozoa
2) Kelas hydrozoa
3) Kelas scyphozoa

d. Filum platyhelminthes (cacing pipih)
Kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines (cacing). Platyhelminthes adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini mempunyai tubuh simetris bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak bersegmen (ruas) tetapi tidak mempunyai peredaran darah.
Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga kelas yaitu:
1) Kelas turbellaria (cacing berambut getar)
2) Kelas trematoda (cacing isap)
3) Kelas cestroda (cacing pita)

e. Filum Mollusca (hewan lunak)
Sesuai dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran
Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas;
1) Kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram)
2) Kelas gastropoda (golongan siput)
3) Kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi)
4) Kelas amphineura

f. Filum enchinodermata (hewan berkulit duri)
Kata di atas berasal dari bahasa Yunani echimos (landak) dan derma (kulit) semua hewan yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya generasinya amat besar.
Filum enchinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu:
1) Kelas bintang laut (asteroidal)
2) Kelas landak laut (echinoidal)
3) Kelas bintang laut (opiuroidal)
4) Kelas lilin laut (crinoidal)
5) Kelas teripong (holothuroidae)

g. Filum Artrophoda
Filum ini mempunyai Jumlah species yang paling besar dibandingkan filum-filum lain. Tubuh dan kaki beruasa-ruas dan simetris bilateral, rangka luar mengandung zat kimia. Antropoda mempunyai peredaran darah, tetapi darahnya tidak berwarna, pertumbuhannya lama mengalami metamorfosis (perubahan bentuk).
Filum antropoda terdiri atas:
1) Kelas serangga (insecta)
2) Kelas laba-laba (arachoidae)
3) Kelas udang-udangan (erustacea)
4) Kelas lipan (mynapoda)

3. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
a. Sistem pencernaan pada hewan protozoa
Misalnya pada amoeba merupakan hewan bersel satu segala aktivitas hidupnya terjadi di dalam sel itu sendiri. Demikian juga pencernaan makanan terjadi di dalam sel, disebut pencernaan indra sel.
Pada waktu amoeba mendapatkan makanan segera amoeba membentuk kaki semu yang mengarah kepada makanan selanjutnya dikelilingi kaki semu kemudian makanan tersebut dibawa ke protoplasma. Dalam protoplasma yang mengandung makanan yang menghasilkan enzim pencernaan. Dalam rongga makanan tersebut terjadi pencernaan makanan. Makanan yang telah dicerna yang berupa sari makanan diserap dari sisa-sisa makanan dan dikeluarkan dari dalam tubuh.

b. Sistem pencernaan pada golongan hermes

Misalnya pada cacing tanah mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus.
Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir. Makanan cacing tanah berupa humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tiga pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya.

c. Sistem pencernaan pada hewan insecta
Serangga misalnya belalang mempunyai tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara di sebelah bawah tembolok terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok makanan masuk ke dalam empedal dan dalam empedal makanan dihancurkan, selanjutnya makanan diteruskan ke dalam lambung. Di bagian depan lambung terdapat enam pasang usus buntu yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di dalam lambung. Sisa-sisa makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui anus.

Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut kesamaan sifat fisik yang dimiliki . Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin.

Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (kepastian terakhir) adalah Domain, Kingdom(kerajaan), Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.

Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah :

  • Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu, dan semak.
  • Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
  • Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
  • Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).

Sistem Klasifikasi Domain

Belakangan, sistem Kingdom sempat dianggap basi, sehingga dibentuk sistem baru yang menambah urutan dan memiliki lebih sedikit jenis, yaitu Domain.
Ada tiga jenis Domain, yaitu:

  1. Archaea (dari Archaebacteria)
  2. Bacteria (dari Eubacteria)
  3. Eukarya (termasuk fungi, hewan, tumbuhan, dan protista)

Sistem Klasifikasi Enam Kingdom

Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan :

  1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa.
  2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan hewan tidak memiliki dinding sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan umumnya dapat berpindah tempat.
Secara lengkap kerajaan dalam sistem klasifikasi lima kingdom adalah Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia.
A. Kingdom Monera
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan monera memiliki ciri-ciri sel yang prokariotik, artinya sel tersebar tidak memiliki membran inti. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria, RE, badan golgi, dan lisosom.
Dengan ciri-ciri diatas maka makhluk hidup yang masuk dengan kerajaan Monera adalah :
1. Archaebacteria : yaitu bakteri-bakteri yang hidup di tempat-tempat kritis, misalnya bakteri yang hidup ditempat berkadar tinggi.
2. Eubabacteria : yaitu bakteri yang umum ditemukan dialam. meliputi enam filum, yaitu : bakteri ungu, bakteri hijau, bakteri gram positif, spirochetes, prochlorophyta, cyanobactria.

B. Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kingdom protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi sel-sel tersebut sederhana dan tidak membentuk jaringan.
Filum/divisi yang tergolong Protista adalah :
a. Filum Euglenophyta
b. Filum Sarcodina
c. Filum Mastigophora
d. Filum ciliophora
e. Filum Sporozoa
f. Divisi Chrysophyta
g. Divisi Pyrrophyta
h. Divisi Chlorophyta
i. Divisi Phaeophyta
j. Divisi Rhodophyta
k. Divisi Mycomycota
l. Divisi Oomycota

C. Kingdom Fungi
Semua jamur, kecuali jamur lendir dan jamur air, dimasukkan dalam kingdom Fungi. Selnya eukariotik, cara makan heterotrof yaitu menyerap zat organik dari lingkungan, tidak berklorofil, dinding sel dari kitin. Divisi yang tergolong kingdom fungi adalah :
1. Divisi Zygomycota
2. Divisi Ascomycota
3. Divisi Basidiomycota
4. Divisi Deutromycota

D. Kingdom Plantae
Organisme yang termasuk dalam kingdom Plantae tubuhnya ada yang tersusun atau satu sel (misalnya ganggang hijau), banyak sel tapi tidak trerdiferensiasi. Semua selnya eukariotik, mempunyai plastida, karena itu hidup secara autotrof. Dinding sel yang mengandung selulosa, dan siklus hidupnya mengalami pergiliran keturunan secara generasi sporofit dan gametofit (khususnya lumut, paku, dan tumbuhan biji). Divisi dalam kingdom ini meliputi :
1. Bryophyta (tumbuhan lumut)
2. Psilophyta (tumbuhan paku purba atau paku telanjang)
3. Lycopodiophyta (paku kawat)
4. Sphenophyta atau Equisetophyta (paku kud)
5. Pterophyta atau Polipodiophyta
6. Pinophyta atau Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
7. Magnoliophyta atau Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)

E. Kingdom Animalia
Tubuh Animalia tersusun atas banyak sel yang terspesialiasi membentuk jaringan, sel eukariotik, cara makan bersifat heterotrof, dan makan ditelan kedalam tubuhnya.
Filum yang masuk dalam kingdom Animalia adalah :
1. Filum Porifera
2. Filum Coelenterata
3. Filum Platyhelminthes
4. Filum Nemathelminthes
5. Filum Rotifera
6. Filum Bryozoa
7. Filum Mollusca
8. Filum Annelida
9. Filum Arthropoda
10. Filum Echinodermata
11. Filum Chordata